Schneider Electric Rilis Pengolah Kopi dengan Teknologi Digital

Schneider Electric Rilis Pengolah Kopi dengan Teknologi Digital
15 Aug

Schneider Electric Rilis Pengolah Kopi dengan Teknologi Digital

 

Schneider Electric mendukung industri kopi Indonesia dengan memperkenalkan beberapa teknologi, yaitu EcoStruxure Augmented Operators Advisor dan EcoStruxure Machine Advisor untuk mesin pemanggang kopi.

Teknologi tersebut dikenalkan dalam acara INNOFEST ID 2018 di Gedung Kementerian Perindustrian pada 24 hingga 27 Juli 2017. Schneider Electric sendiri merupakan perusahaan transformasi digital pengelolaan energi, perumahan, data center, infrastruktur dan industri.

“Industri pengolahan kopi di Indonesia memiliki prospek yang baik untuk lebih berkembang. Seiring dengan meningkatnya minat konsumsi kopi yang menjadi tren gaya hidup kelas menengah," ujar Digital Transformation Senior Manager, Schneider Electric Manufacturing Batam Fadli Hamsani, dalam keterangan yang diterima Tempo, 24 Juli 2018.

Teknologi EcoStruxure Augmented Operators Advisor memungkinkan produsen pengolahan kopi untuk melakukan analisa prediktif dalam meningkatkan performa. Mesin juga dapat mempercepat waktu maintenance, meminimalisir kesalahan akibat human error serta dapat menekan biaya perawatan mesin hingga 20 persen.

Fadli menjelaskan, Indonesia merupakan penghasil kopi terbesar keempat di dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Industri pengolahan kopi di Indonesia, kata dia, perlu meningkatkan daya saingnya melalui penerapan teknologi digital.

"Dan analisa prediktif guna membantu meningkatkan produktivitas dan memonitor kualitas mesin untuk perencanaan perawatan mesin. Sehingga lebih terencana dan memungkinkan pembuatan keputusan secara real-time," tambah Fadli.

Pengenalan teknologi tersebut merupakan proyek percontohan kerja sama Schneider Electric dengan Berto Coffee Roaster untuk menyosialisasikan teknologi industri 4.0 di industri pengolahan kopi lokal.

"Dengan teknologi itu, teknisi operasional dapat melakukan diagnosa performa mesin secara virtual dan real-time melalui tablet Android atau iPad tanpa harus membuka komponen mesin secara manual," kata Fadli. "Teknisi juga dapat mengetahui potensi terjadinya masalah pada mesin sebelumnya, sehingga perbaikan dapat dilakukan sebelum terjadi masalah yang menyebabkan operasional terhenti."

 

Sumber : tekno.tempo.com